Kamis, 08 Mei 2014

makala media pembelajaran 2 dimensi 3 dimensi dan media lingkungan


PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Media pembelajaran yang merupakan sarana dan prasarana untuk menunjang terlaksananya kegiatan pembelajaran serta penunjang pendidikan dan pelatihan tentunya perlu mendapat perhatian tersendiri. Keberadaannya tidak dapat diabaikan begitu saja dalam proses pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan tanpa adanya media pembelajaran, pelaksanaan pendidikan tidak akan berjalan dengan baik, termasuk dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Perkembangan media ini mulanya  hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, yaitu gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit dan motivasi belajar sehingga dapat mempertinggi daya serap dan hasil belajar siswa.
Namun seiring dengan berjalannya waktu fungsi media menjadi sangat lah penting dalam proses pembelajaran dan itu disesuaikan dengan karakteristik siswa, yang mana fungsi media dapat meningkatkan minat dan kemampuan siswa, memilih waktu yang tepat, ketersediaan bahan dalam pembuatan media dan mempunyai mutu tehnis yang baik. Media pembelajaran memilki banyak jenis dan masing-masing memiliki karakteristik.. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pembelajaran, dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses pembelajaran.
Media mempunyai fungsi yang sangat besar dalam kegiatan pembelajaran. Antara lain media dua dimensi, tiga dimensi dan media lingkungan. karena media media-media tersebut berfungsi sebagai perantara penyampai atau menyebarkan ide, gagasan, ataupun pendapat dalam belajar sehingga yang dikemukakan tersebut sampai pada penerima yang dituju. Sehingga dalam makalah ini akan di perjelas lagi tentang media pembelajaran berupa media dua dimensi, 3 dimensi dan media lingkungan.
B.  Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian media dua dimensi, tiga dimensi dan media lingkungan?
2.    Apa saja Jenis-jenis Media Dua Dimensi, tiga dimensi dan media lingkungan?
3.     Bagaimana Karakteristik Media Dua Dimensi, tiga dimensi dan media linngkungan?
4.     Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Media Dua Diamensi?
  PEMBAHASAN

A.    Pengertian Media Dua Dimensi, Tiga Dimensi dan Media Lingkungan
a)   Media dua dimensi
Kata “media” berasal dari bahasa Latin “medius”, yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan[1]. Sedangkan Media pembelajaran secara adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.[2]
Sementara Media dua dimensi sendiri adalah sebutan umum untuk alat peraga yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar yang berada pada satu bidang datar. Media pembelajaran dua dimensi meliputi grafis, media bentuk papan, dan media cetak yang penampilan isinya tergolong dua dimensi.[3]
 Media Dua Dimensi mempunyai nilai tertentu, yaitu memudahkan penyajian seperangkat metri tertentu, membangkitkan minat anak, keseragaman informasi, dapat dilakukan secara berulang, menjangkau semua bidang pelajaran. Guru di tuntut memiliki keterampilan dalam kegiatan pembelajaran , termasuk kemampuan memberi penjelasan, baik penjelasan pokok maupun penjelasan tambahan.
Dari pengertian diatas, secara umum dapat dikatakan bahwa substansi dari media dua dimensi itu sendiri adalah bentuk saluran, yang digunakan untuk menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima pesan atau pembelajar dapat pula dikatakan  bahwa media pembelajaran dua dimensi adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar
b)   Media Tiga Dimensi
Media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya. Benda asli ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di mana benda asli itu berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas atau kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda itu berada, maka benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran yang efektif.[4]Media tiga dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah, adalah tergolong sederhana dalam penggunaan dan pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan keahlian khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru, bahannya mudah diperoleh di lingkungan sekitar.
Tiga dimensi muncul pada awal tahun 1960 yang mana itu diawali dari ketidak puasan penonton terhadap hasil gambal film yang ada, sehingga muncullah inspirasi pembuatan gambar 3 dimensi yang mana bisa membuat gambar seolah-olah seperti nyata.[5]
Media tiga dimensi yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah model dan boneka. Model adalah bentuk yang dapat dikenal menyerupai persis benda sesungguhnya dalam ukuran skala yang diperbesar atau dikecilkan.[6]Boneka merupakan jenis model yang dipergunakan untuk memperlihatkan bentuk dari manusia.
Benda asli ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di mana benda asli itu  berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas atau kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda itu berada, maka benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran yang efektif.
c)    Media Lingkungan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia lingkungan diartikan sebagai bulatan yang melingkungi (melingkari) atau kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makluk hidup termasuk manusia dan perilakunya. [7]Dalam kamus Bahasa Inggris peristilahan lingkungan ini cukup beragam diantaranya ada istilah circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling.[8]
Sumber belajar lingkungan ini akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan anak karena mereka belajar tidak hanya terbatas di dalam kelas semata, Selain itu kebenarannya lebih akurat, sebab anak dapat mengalami secara langsung dan dapat mengoptimalkan potensi panca inderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan tersebut. Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik bagi anak sebab lingkungan menyediakan sumber belajar yang sangat beragam dan banyak pilihan.
Lingkungan yang ada di sekitar siswa adalah salah satu sumber yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan belajar secara optimal. Apabila Anda mengajar dengan menggunakan lingkungan tersebut sebagai sumber belajarnya maka hal itu akan lebih bermakna dan bernilai, sebab para siswa diharapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang dialami sehingga lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggung jawabkan. Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari siswa, memperkaya wawasannya, tidak terbatas oleh empat dinding kelas, dan kebenarannya lebih akurat.[9]
Kegemaran belajar sejak usia dini merupakan modal dasar yang sangat diperlukan dalam rangka penyiapan masyarakat belajar (learning societes) dan sumber daya manusia di masa mendatang. Begitu banyaknya nilai dan manfaat yang dapat diraih dari lingkungan sebagai sumber belajar dalam pendidikan, bahkan hampir semua tema kegiatan dapat dipelajari dari lingkungan. Sehingga dengan demikian pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh - pengaruh psikologis terhadap siswa.
Dalam pemanfaatan lingkungan tersebut guru dapat membawa kegiatan - kegiatan yang biasanya dilakukan di dalam ruangan kelas ke alam terbuka dalam hal ini lingkungan. Namun jika guru menceritakan kisah tersebut di dalam ruangan kelas, nuansa yang terjadi di dalam kelas tidak akan sealamiah seperti halnya jika guru mengajak anak untuk memanfaatkan lingkungan. Artinya belajar tidak hanya terjadi di ruangan kelas namun juga di luar ruangan kelas dalam hal ini lingkungan sebagai sumber belajar yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial, budaya, perkembangan emosional serta intelektual. Anak-anak belajar melalui interaksi langsung dengan benda - benda atau ide - ide. Lingkungan menawarkan kepada guru kesempatan untuk menguatkan kembali konsep - konsep seperti warna, angka, bentuk dan ukuran.



B.     Jenis-jenis media 2 dimensi, 3 dimensi dan media lingkungan
a.    Media Dua Dimensi
Media pembelajaran dua dimensi meliputi grafis, media bentuk papan, dan media cetak yang penampilan isinya tergolong dua dimensi.
1.       Media grafis
Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka- angka, dan simbol/gambar. Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang. Selain sederhana dan mudah pembuatannya media grafis termasuk media relatif murah ditinjau dari segi biayanya.[10]Ada pun yaang termasuk kedalam media grafis antara lain :
a.       Grafik
Sebagai suatu media visual, grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar. Fungsinya adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas.[11]
b.      Diagram
Diagram yaitu gambaran yang sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan timbal balik yang biasanya disajikan melalui garis-garis simbol.[12]
c.       Bagan
Seperti halnya media grafis yang lain, bagan termasuk media visual. Bagan yaitu perpaduan sajian kata-kata, garis, dan simbol yang merupakan ringkasan suatu proses, perkembangan, atau hubungan-hubungan penting. Bagan Ada beberapa macam antara lain; bagan pohon (tree chart), bagan arus (flow chart) , bagan garis waktu (time line chart) dan Stream chart.[13]
d.      Sketsa
Sketsa yaitu gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokok dari suatu bentuk gambar.
e.       Poster
Poster yaitu sajian kombinasi visual yang jelas, menyolok, dan menarik dengan maksud untuk menarik perhatian orang yang lewat.
f.       Peta
Pada dasarnya peta berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi.[14]
2.      Media bentuk papan.
Media bentuk papan yang diringkas di sini terdiri dari papan tulis, papan tempel, papan flanel, dan papan magnet.
a.       Papan Tulis
Fungsi papan tulis adalah untuk menuliskan pokok-pokok keterangan guru dan menuliskan rangkuman pelajaran dalam bentuk ilustrasi, bagan, atau gambar.
Keuntungan mengunakan papan tulis adalah: dapat digunakan di segala jenis tingkatan lembaga, mudah mengawasi keaktifan kelas, ekonomis, dapat dibalik.
Kekurangannya adalah: memungkinkan sukarnya mengawasi aktivitas murid, berdebu, kurang menguntungkan bagi guru yang tulisannya jelek.
b.      Papan tempel
Papan tempel adalah sebilah papan yang fungsinya sebagai tempat untuk menempelkan pesan dan suatu tempat untuk menyelenggarakan suatu display yang merupakan bagian aktivitas penting suatu sekolah.
Keuntungan menggunakan papan tempel adalah: dapat menarik perhatian, memperluas pengertian anak, mendorong kreativitas, menghemat waktu, membangkitkan rasa keindahan, dan memupuk rasa tanggung jawab.
Kelemahan-kelemahannya adalah: sulit memantau apakah semua murid dapat memperhatikan, kemungkinan terjadi gangguan kenakalan, membosankan jika terlalu lama dipasang.
Tugas guru berkaitan dengan papan tempel adalah: membimbing daya cipta anak, menyarankan ide-ide, memberikan petunjuk komposisi warna, memberikan penilaian. Tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa adalah: mencari atau membuat bahan pelajaran, menentukan komposisi warna, memelihara penggunaan dan keutuhanya.
c.       Papan flanel
Papan flanel sering juga disebut sebagai visual board, adalah suatu papan yang dilapisi kain flanel atau kain yang berbulu di mana padanya diletakan potongan gambar-gambar atau simbul-simbul lain. Gambar-gambar atau simbul-simbul tersebut biasanya disebut item papan flanel. Kegunaan papan flanel adalah: dapat dipakai untuk jenis pelajaran apa saja, dapat menerangkan perbandingan atau persamaan secara sistematis, dapat memupuk siswa untuk belajar aktif.
Keuntungan papan flanel adalah: dapat dibuat sendiri, item-item dapat diatur sendiri, dapat dipersiapkan terlebih dahulu, item-item dapat digunakan berkali-kali, memungkinkan penyesuaian dengan kebutuhan siswa, menghemat waktu dan tenaga.
Kelemahannya adalah: pada umumnya terletak pada kurang persiapan dan kurang terampilnya para guru.
Karena penyajiannya seketika, kecuali menarik perhatian siswa, penggunaan papan flanel dapat membuat sajian lebih efisien.[15]
d.      Papan magnet
Papan magnet lebih dikenal sebagai white board atau magnetic board adalah sebilah papan yang dibuat dari lapisan email putih pada sebidang logam, sehingga pada permukaannya dapat ditempelkan benda-benda yang ringan dengan interaksi magnet. Papan magnet memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai papan tulis dan sebagai papan tempel
Keistimewaannya adalah: alat tulisnya khusus, tidak terkena debu, lebih mudah dipindah-pindahkan, meningkatkan perhatian dan semangat belajar siswa karena tulisan yang lebih terang. Dibandingkan dengan papan flanel, papan magnet memang lebih mahal.
Namun kelebihannya adalah: daya rekat tempelan relatif lebih kuat sebagai akibat interaksi magnetik, simbol-simbol dapat dipindah-pindahkan tanpa mengangkat, lebih bergengsi.
3.      Media cetak.
Secara historis, istilah media cetak muncul setelah ditemukannya alat pencetak oleh Johan Gutenberg pada tahun 1456. Kemudian dalam bidang percetakan berkembanglah produk alat pencetak yang semakin modern dan efektif penggunaannya. Jenis-jenis media cetak yang disarikan di sini adalah: buku pelajaran, surat kabar dan majalah, ensiklopedi, buku suplemen, dan pengajaran berprogram.
a. Buku pelajaran
Buku pelajaran sering disebut buku teks adalah suatu penyajian dalam bentuk bahan cetakan secara logis dan sistematis tentang suatu cabang ilmu pengetahuan atau bidang studi tertentu.
Manfaat buku pelajaran adalah: sebagai alat pelajaran individual, sebagai pedoman guru dalam mengajar, sebagai alat mendorong murid memilih teknik belajar yang sesuai, sebagai alat untuk meningkatkan kecakapan guru dalam mengorganisasi bahan pelajaran.
Keuntungan penggunaan buku pelajaran adalah: ekonomis, komprehensif dan sistematis, mengembangkan sikap mandiri dalam belajar.
Bukupelajaran hanya salah satu sumber pelajaran yang perlu diperlengkap dengan sumber lain seperti perpustakaan, observasi lingkungan dan lain-lain. Karena ilmu terus berkembang guru harus mencari bahan baru untuk hal-hal yang telah usang dan tidak berlaku lagi.[16]
b.Surat kabar dan majalah
Surat kabar dan majalah adalah media komunikasi masa dalam bentuk cetak yang tidak perlu diragukan lagi peranan dan pengaruhnya terhadap masyarakat pembaca pada umumnya. Ditinjau dari segi isinya, surat kabar atau majalah dapat dibedakan menjadi surat kabar dan majalah umum dan surat kabar dan majalah sekolah.
Fungsi surat kabar dan majalah adalah: mengandung bahan bacaan hangat dan aktual, memuat data terakhir tentang hal yang menarik perhatian, sebagai sarana belajar menulis artikel, memuat bahan kliping yang dapat digunakan sebagai bahan display untuk papan tempel, memperkaya perbendaharaan pengetahuan, meningkatkan kemampuan membaca kritis dan keterampilan berdiskusi. Langkah-langkah yang harus diambil guru agar surat kabar dan majalah berfungsi dengan baik adalah: membangkitkan motivasi membaca, memberi tugas-tugas yang kontekstual, tampilkan kliping-kliping siswa yang bagus agar menarik minat siswa yang lain, mengadakan diskusi dengan topik berkaitan dengan isi surat kabar dan majalah, memberikan penghargaan yang wajar atas karya para siswa.
c. Ensiklopedi
Ensiklopedi atau kamus besar yang memuat berbagai peristilahan ilmu pengetahuan terbaru akan menjadi sumber belajar yang cukup penting bagi siswa. Ensiklopedi merupakan sumber bacaan penunjang. Tugas guru adalah memberikan motivasi dan petunjuk yang tepat kepada siswa agar para siwa menggunakan ensiklopedi sebagai bacaan penunjang pelajaran.
d. Buku suplemen
Buku suplemen dapat berfungsi sebagai bahan pengayaan bagi anak, baik yang berhubungan dengan pelajaran maupun yang tidak. Buku suplemen dapat menambah bekal kepada anak untuk memantapkan aspek-aspek kepribadiannya. Yang termasuk buku suplemen adalah karya fiksi dan non fiksi. Keberadaan buku suplemen dapat memberikan peluang kepada anak untuk memenuhi minat-minat individual mereka. Melalui buku suplemen dalam format-farmat yang lebih kecil dan menarik anak-anak akan menambah perbendaharaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap baru yang cukup menunjang kemantapan kepribadiannya. Misalnya, menambah rasa percaya diri sendiri, bagaimana menjadi pribadi yang menarik, atau belajar karate tanpa guru.
e. Pengajaran berprogram
Pengajaran berprogram adalah salah satu sistem penyampaian pengajaran dengan media cetak yang memungkinkan siswa belajar secara individual sesuai dengan kemampuan dan kesempatan belajarnya serta memperoleh hasil sesuai dengan kemampuannya juga. Menurut jenisnya, pengajaran berprogram dibedakan atas dua, yaitu program linier dan program bercabang. Dalam program linier, kegiatan dibagi menurut langkah-langkah, dan pada setiap halaman terdiri dari beberapa langkah. Pada setiap langkah ada bagian yang harus diisi oleh siswa sebagai tes. Penjelasan dan pertanyaan yang terdapat pada setiap langkah dibuat sedemikian rupa sehingga memberi peluang kepada siswa untuk menjawab secara benar. Di akhir program diadakan tes untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan program. Program bercabang juga dibagi-bagi menjadi langkah-langkah tertentu, tetapi tiap halaman hanya mengandung satu langkah baik penjelasan maupun pertanyaan. Pada bagian bawah halaman diberikan satu pertanyaan yang telah disediakan kemungkinan jawaban. Bila siswa memilih kemungkinan jawaban benar, ia tunjukkan untuk membuka halaman tertentu yang berisi kata-kata pujian bahwa jawabannya tepat dan memberi peluang melanjutkan ke langkah berikutnya. Tetapi jika jawaban masih kurang tepat, ia harus kembali ke halaman pertama. Sama halnya dengan program linier, pada akhir program bercabang juga diberikan tes.
f. Komik
Komik adalah suatu bentuk sajian cerita dengan seri gambar yang lucu. Buku komik menyediakan cerita-cerita yang sederhana, mudah ditangkap dan dipahami isinya, sehingga sangat digemari baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. Menurut fungsinya, komik dibedakan atas komik komersial dan komik pendidikan. Komik komersial jauh lebih diperlukan di pasaran, karena: bersifat personal, menyediakan humor yang kasar, dikemas dengan bahasa percakapan dan bahasa pasaran, memiliki kesederhanaan jiwa dan moral, dan adanya kecenderungan manusiawi universal terhadap pemujaan pahlawan. Sedangkan komik pendidikan cerderung menyediakan isi yang bersifat informatif. Komik pendidikan banyak diterbitkan oleh industri, dinas kesehatan, dan lembaga-lembaga non profit.
b.   Media Tiga Dimensi
1.    Model Padat (solid model)
Yaitu memperlihatkan bagian permukaan luar dari pada objek dan sering kali membuang bagian-bagian yang membingungkan gagasan-gagasan utamanya dari bentuk, warna dan susunannya. Contoh model padat yaitu boneka, bendera, bola, anatomi manusia. Guna model padat untuk membantu dan melayani para siswa sebagai informasi berbagai pengetahuan agar siswa lebih paham dalam pelajaran.
2.      Model penampang (cuteway model) yaitu memperlihatkan bagaimana sebuah objek itu tampak, apabila bagian permukaannya diangkat untuk mengetahui susunan bagian dalamnya. Model ini berguna untuk mata pelajaran biologi, karena berfungsi untuk mengganti objek sesungguhnya. Beberapa contoh model penampang adalah:
1)  Anatomi manusia dan hewan : mata, gigi, kepala, otak, tulang     belulang, paru-paru, jantung, bagian ginjal.
2)  Kehidupan tumbuh-tumbuhan: daun, batang, tangkai, akar, biji, tunas, bunga, buah-buahan.[17]
3.      Model kerja (working model), yaitu tiruan dari objek yang memperlihatkan bagian
luar dari objek asli. Gunanya untuk memperjelas dalam pemberian materi kepada
siswa. Beberapa contoh model kerja adalah:  Alat-alat matematika: mistar-sorong, busur derajat.Peralatan musik: biola, seruling, terompet, piano, tamburin.
4.  Mock-ups, yaitu penyederhanaan susunan bagian pokok dan suatu proses atau sistem
yang lebih ruwet.[18] Guru menggunakan mock-up untuk memperlihatkan bentuk
berbagai objek nyata seperti kondensator-kondensator, lampu-lampu tabung, serta
pengeras suara, lambang-lambang yang berbeda dengan apa yang tertera di dalam diagram.
5.      Diorama, yaitu sebuah pemandangan 3 dimensi mini bertujuan menggambarkan pemandangan sebenarnya. Contoh:  Diorama di bagian bawah Monas Jakarta.
c.    Media Lingkungan
Kondisi lingkungan itu sangat berpengaruh sekali terhadap proses dan hasil belajar. Sehingga, dilihat dari sudut pandang kondisi lingkungan, lingkungan ini dapat di bagi menjadi dua, yaitu lingkungan alam dan lingkungan social. Lingkungan alam seperti keadaan suhu, kelembapan,kepengapan udara, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan social adalah yang berkaitan dengan interaksi manusia. Seperti obrolan di sekitar kelas, teriakan siswa di lapangan. Karena itu, sekolah hendaknya didirikan dalam lrngkungan yang kondusif untuk belajar.[19]
Lingkungan masyarakat yang dapat dimanfaatkan dalam proses pendidikan dan pengajaran secara umum dapat dibedakan menjadi tiga jenis lingkungan belajar, yaitu sebagai berikut :[20]
1.      Lingkungan alam
Lingkungan alam atau lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan), tumbuh-tumbuhan dan hewan (flora dan fauna), sungai, iklim, suhu, dan sebagainya.
Lingkungan alam sifatnya relatif menetap, oleh karena itu jenis lingkungan ini akan lebih mudah dikenal dan dipelajari oleh anak. Sesuai dengan kemampuannya, anak dapat mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dan dialami dalam kehidupan sehari-hari, termasuk juga proses terjadinya.
Dengan mempelajari lingkungan alam ini diharapkan anak akan lebih memahami gejala-gejala alam yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari, lebih dari itu diharapkan juga dapat menumbuhkan kesadaran sejak awal untuk mencintai alam, dan mungkin juga anak bisa turut berpartisipasi untuk menjaga dan memelihara lingkungan alam.
2.      Lingkungan sosial
Selain lingkungan alam sebagaimana telah diuraikan di atas jenis lingkungan lain yang kaya akan informasi bagi anak usia dini yaitu lingkungan sosial.
Hal-hal yang bisa dipelajari oleh anak dalam kaitannya dengan pemanfaatan lingkungan sosial sebagai sumber belajar ini misalnya:
1.      Mengenal adat istiadat dan kebiasaan penduduk setempat di mana anak tinggal.
2.       Mengenal jenis-jenis mata pencaharian penduduk di sektiar tempat tinggal dan sekolah.
3.      Mengenal organisasi-organisasi sosial yang ada di masyarakat sekitar tempat tinggal dan sekolah.
4.    Mengenal kehidupan beragama yang dianut oleh penduduk sekitar tempat tinggal dan sekolah.
5.    Mengenal kebudayaan termasuk kesenian yang ada di sekitar tempat tinggal dan sekolah.
6.   Mengenal struktur pemerintahan setempat seperti RT, RW, desa atau kelurahan dan kecamatan.

C.     Karakteristik  Media 2 Dimensi, 3 Dimensi dan Lingkungan
1.    Media Dua Dimensi
Media dua dimensi merupakan salah satu pengelompokan media yang dilihat dari segi bentuknya. Dengan demikian media dua dimensi memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang khas bila dilihat dari segi bentuknya.
Media dua dimensi juga memiliki ciri-ciri khusus yang mana ciri-cirinya ini hanya dimiliki oleh media dua dimensi saja. Untuk lebih jelasnya berikut adalah karakteristik atau ciri-ciri khas media dua dimensi.
Secara umum media dua dimensi memiliki ciri-ciri dimana media ini termasuk kedalam media visual yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media dua dimensi yang pertama adalah media grafis. Sebagaimana halnya media yang lain media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indra penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.
Simbol-simbol tersebut perlu dipahami betul artinya agar penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Selain sederhana dan mudah pembuatannya media grafis termasuk media yang relatif murah ditinjau dari segi biayanya.[21]
Media dua dimensi yang kedua adalah media bentuk papan. Media  ini pada umumnya digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi di depan kelompok kecil. Media papan disini meliputi papan tulis, papan flanel, papan buletin, dan papan magnet. Media papan yang paling sederhana dan hampir selalu tersedia adalah papan tulis.[22]
Media dua dimensi yang ketiga adalah media cetak. Media cetak merupakan media yang relatif murah dan banyak jumlahnya serta tersebar pada seluruh wilayah menjadi dambaan semua orang. Fungsinya tidak kalah dengan radio  dan televisi. Bahkan untuk kalangan tertentu, bahan bacaan (buku, jurnal, majalah, koran, manual instruction, brosur dan lain-lain) lebih menguntungkan, karena dapat dibaca ulang dan dijadikan bahan acuan ilmiah.

2.    Media Tiga Dimensi
1.    Objek [23]
Yang dimaksud dengan objek yaitu benda yang sebenarnya, sebagaimana adanya, tanpa perubahan, kecuali hanya dipindahkan dari tempat aslinya.  Karena benda yang sebenarnya dapat dijadikan media pembelajaran. Oleh karena itu benda-benda nyata dapat memegang peranan penting dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran. Menggunakan benda-benda nyata atau makhluk hidup dalam pembelajaran sering kali paling baik, dalam menampilkan benda-benda nyata tentang ukuran, suara, gerak-gerik, permukaan, bobot badan, bau serta manfaatnya. Para siswa akan lebih banyak belajar misalnya tentang ayam hutan yang dikandangkan dikelas untuk dipelajari, dibandingkan hanya melihatnya digambar.
 2.    Model
Yang dimasud dengan model dalam media pembelajaran adalah benda tiruan hampir menyerupai benda aslinya. Semakin dekat pengalaman belajar menyerupai kondisi dimana siswa akan menggunakan atau memeragakan pelajaran yag mereka dapat, semakin efektif dan permanen pembelajaran tersebut. 
Adapun manfaat penggunaan model sebagai media pembelajaran antara lain:
a.    Dapat mengatasi benda aslinya. Bila benda aslinya memang tidak ada, atau karena terlalu jauh sehingga tidak memungkinkan didatangi atau dibawa kedalam kelas, sehingga dapat digantikan dengan model.
b.     Untuk mengatasi keterbatasan pengamatan manusia, artinya karena terlalu kecil dan rumitnya objek yang dipelajari, atau sebaliknya karena terlalu besarnya objek yang dipelajari, maka hal tersebut dapat diatasi dengan penggunaan model.
c.    Untuk mengatasi ketenggangan waktu. Artinya bahwa peristiwa-peristiwa masa lalu yang terjadi tempat atau lokasi, yang tidak memungkinkan dilihat, dapat dibuatkan model-model kejadian.
Model terdiri dari lima bentuk, yaitu :
a)    Model sederhana, yaitu model yang dibuat cukup sederhana, tidak terlalu mendetail dan rumit, yang penting dapat mewakili bentuk benda aslinya.
b)   Model perbandingan, model yang dibuat betul-betul memperthatikan perbandingan yang sesuai. Model tersebut mempunyai ukuran akurat dan sebanding dengan benda aslinya. Perbandingan antara panjang, lebar, tinggi, atau jarak titik satu dengan titik yang lain selalu sebanding sebagai contoh model perencanaan suatu bangunan/market, maka ukuran perbandingan yang digunakan sesuai. Contoh yang tepat model perbandingan baik adalah bola bumi.
c)     Model irisan, yaitu model yang menggambarkan bagian-bagian dalam dari struktur objek. Sebagian contoh adalah model irisan kulit manusia, model irisan lapisan-lapisan kulit bumi, model irisan gunung berapi.
d)   Model lapangan, yaitu model yang menggambarkan suatu lokasi yang membentang /melebar dari suatu wilayah. Model lapangan dimanfaatkan untuk suatu kepentingan proyek yang memerlukan lokasi luas, sehingga dari model tersebut tampak adanya perencanaan tata letak antara gedung satu dengan gedung atau objek-objek lain dapat diketahui.
e)    Model susun, yaitu model yang menggambarkan suatu objek dimana bagian-bagian dari objek tersebut dapat dilepas dan disusun kembali. Tujuan bagian-bagian tersebut dapat dilepas adalah untuk memperjelas tentang objek tersebut dan bila sudah selesai dapat disusun kembali.
3.    Globe
Globe tergolong kedalam media yang berbentuk model, karena bentuk globe yang bundar merupakan miniatur dari bentuk bumi. Globe atau bola dunia adalah model yang menggambarkan bumi. Pada permukaan globe tergambar letak suatu lokasi wilayah dari berbagai negara. Oleh karena itu globe termasuk model perbandingan.
Globe sangat memantu guru dalam memberikan pemahaman kepada murid tentang pelajaran yang diberikannya. Kelebihan globe sebagai media pembelajaran adalah mampu meragakan keadaanyang sulit diamati siswa, seperti perputaran bumi atau peredaran planet dan letak suatu negara atau wilayah. Adapun tujuan penggunaan globe adalah:
a.    Membantu siswa untuk mempermudah mempelajari letak-letak suatu wilayah dibumi
b.    Menggambarkan bahwa bumi itu bulat
c.    Penggunaan globe diperuntukkan bagi sekolah dasar sampai perguruan tinggi.[24]
Pada dasarnya peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi. Tetapi secara khusus peta dan globe tersebut memberikan informasi tentang:
a)    Keadaan permukaan bum, dataran rendah, sungai-sungai, gunung-gunung, dan serta perairan lainnya.
b)   Tempat-tempat serta arah dan jarak dengan tempat lain, data budaya dan kemasyarakatan seperti misalnya populasi atau pola bahasa dan adat istiadat.
c)    Data ekonomi, seperti misalnya hasil pertanian industri atau perdagangan internasional.
4.    Specimen
Specimen artinya barang contoh, yaitu barang-barang asli yang dijadikan sebagai contoh untuk mewakili benda asli yang sebenarnya atau sebagian dari sejenis dari sekelompok benda yang sama untuk dijadikan contoh.Dengan adanya specimen siswa mengetahui bagian dari bendanya yang mungkin tidak terdapat didaerahnya atau ditempat mereka berada, sehingga mereka tidak merasa asing lagi terhadap benda tersebut. Specimen yang digunakan untuk proses pembelajaran hendaknya disediakan tempat dari kaca atau botol, direkatkan nama, tanggal barang diperoleh/diawetkan. Hal ini disamping untuk memelihara agar lebih awet juga supaya tidak digunakan sebagaimana aslinya. Misalnya yang sering yang sering dilihat adalah specimen uang kertas.
a.    Macam-macam Specimen
Terhadap beberapa jenis specimen yang perlu diketahui antara lain:
1)      Specimen benda masih hidup, dapat diwujudkan dalam bentuk; aquarium, terrarium insectarium
2)      Specimen benda yang sudah mati, dapat diwujudkan dalam bentuk herbarium, awetan dalam plastik atau botol dengan menggunakan larutan formalin dan alkohol, taksidemi dewan tiruan yang kulitnya sudah dikeringkan
3)      Specimen benda yang tidak hidup, misalnya batu-batuan, pasir dan tanah
4)      Specimen identitas, misalnya tanda tangan
b.    Tujuan penggunaan Specimen
Tujuan penggunaan specimen antara lain:
1)      Memperjelaskan materi pelajaran
2)      Menimbulkan perhatian kepada subyek yang sedang diteliti
3)      Merangsang minat untuk menambahkan pengetahuan
4)      Mendorong untuk berfikir dan menyelidiki sendiri
5)      Menyediakan bahan untuk membuat papan peragaan atau pameran.[25]
D.    Kelebihan dan kekurangan Media 2 Dimensi, 3Dimensi dan Lingkungan
a.    Media Dua Dimensi
a.       Media grafis
Kelebihan Media Grafis :
1)   Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan.
2)   Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa.
3)   Pembuatannya mudah dan harganya murah.
Kelemahan Media Grafis :
1)   Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya, terutama untuk grafis yang lebih kompleks.
2)   Penyajian pesan hanya berupa unsur visual.
b.      Media papan
Kelebihan:
1)   Bermanfaaat di ruang manapun tanpa harus adanya penyesuaian khusus.
2)   Pemakai dapat secara fleksibel membuat perubahan-perubahan sementara penyajian berlangsung.
3)   Mudah dipersiapkan dan materinya mudah digunakan.
4)   Fasilitas papan tulis atau white board selalu tersedia di ruang-ruang kelas.
Kekurangan:
1)   Terbatas penggunaannya pada kelompok kecil.
2)   Memerlukan keahlian khusus dari penyajinya (apalagi bila memerlukan penjelasan verbal).
3)   Mungkin tidak dianggap penting jika dibandingkan dengan media-media yang diproyeksikan.
4)   Pada saat menulis di papan, guru membelakangi siswa, dan jika ini berlangsung lama tentu akan mengganggu suasana dan pengolaan kelas.[26]
c.       Media cetak
Kelebihan media cetak :
1)      Siswa dapat berhenti sewaktu – waktu untuk melihat sumber lain.
2)      Siswa dapat belanjar sesuai dengan kecepatan masing-masing.
3)      Media ini biasanya mudah dibawa.
4)      Instruktur dan siswa dapat dengan mudah mengulangi materi pelajaran.
Kekurangan media cetak :
1)      Mencetak gambar atau foto berwarna biasanya memerlukan biaya yang mahal.
2)      Sukar menampilkan gerak dihalaman media cetak.
3)      Bahan cetak yang tebal mungkin dapat membosankan dan mematikan minat siswa untuk membacanya.
4)    Tanpa perawatan yang baik, media cetak akan cepat rusak, hilang atau musnah.
b.   Media Tiga Dimensi
Media Tiga Dimensi (3D).
Kelebihannya:
1.    Siswa seakan-akan melihat benda yang nyata dengan media 3D.
2.    Menimbulkan ketertarika siswa untuk berpikir dan menyeledikinya.
3.    Pembelajaran akan berjalan dengan lebih sempurna karena siswa dapat belajar langsung dengan menggunakan bahan-bahan replika atau mirip dengan aslinya.
4.     Siswa dapat memahami tentang sifat bentuk serta pergerakan suatu benda itu dengan baik.
5.    Memberi pengalaman tentang keadaan sebenarnya sesuai banda atau bahan itu.
6.    Menggalakkan murid membuat kajian lebih lanjut mengenai pembelajaran melalui media.
7.     Memberi lebih banyak peluang kepada murid berinteraksi diantara satu sama lain.

Kekurangannya:
1.    Biaya pembuatannya mahal dan membutuhkan banyak waktu.
2.    Membutuhkan keterampilan dalam pembuatannya.
3.     Siswa tidak akan memahami jika bentuk 3D tidak sama dengan nyatanya.
4.     Terbentur alat untuk membuat media 3D[27]
c.    Media Lingkungan
Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran, antara lain :
a.    Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan dibandingkan duduk di kelas selama berjam-jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi
b.    Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan langsung dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami
c.    Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya lebih akurat
d.   Kegiatan belajar lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, dan menguji fakta
e.    Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari sangat beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain
f.     Siswa juga lebih dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada dilingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk rasa cinta akan lingkungan.
Sedangkan kelemahan dari penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran antara lain
a.    Tidak seperti pelajaran dalam kelas, pelajaran diluar kelas harus disiapkan secara matang karena jika kurang persiapan sebelumnya akan menyebabkan ada kesan main-main ketika pelajaran berlangsung.
b.    Adanya anggapan belajar dengan lingkungan memerlukan waktu yang relatif lama, padahal pelajaran cukup dilakukan selama beberapa menit saja kemudian dilanjutkan dikelas.
c.    Banyak guru yang masih berpandangan sempit bahwa belajar hanya dilakukan didalam kelas.
d.   Contoh  Media 2 Demensi, 3 Dimensi dan Lingkungan
1.1Contoh  Gambar Media 2 Dimensi Bangun Ruang
1.2 Contoh Media 3 Dimensi Bangun Ruang
1.3Media Belajar Lingkungan
KESIMPULAN

Media dua dimensi sendiri adalah sebutan umum untuk alat peraga yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar yang berada pada satu bidang datar. Media pembelajaran dua dimensi meliputi grafis, media bentuk papan, dan media cetak yang penampilan isinya tergolong dua dimensi.
Media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya.
Media Lingkungan yang ada di sekitar siswa adalah salah satu sumber yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan belajar secara optimal. Apabila Anda mengajar dengan menggunakan lingkungan tersebut sebagai sumber belajarnya maka hal itu akan lebih bermakna dan bernilai, sebab para siswa diharapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang dialami sehingga lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggung jawabkan.
Yang termasuk media dua dimensi diantaranya: Media Grafis : Grafik, diagram, batang, sketsa, poster, peta dan globe. Yang termasuk media papan diantaranya: Papan Tulis, Papan tempel, Papan flanel dan papan magnet. Dan yang ketiga yaitu media cetak, diantaranya: Buku pelajaran, Surat kabar dan majalah, Ensiklopedi, Buku suplemen, Pengajaran berprogram dan Komik.
Yang termaksud kedalam media tiga dimensi diantaranya boneka, bendera, bola, anatomi manusia,tengkorak,daun,gigi,bola dunia,alat peraga yang permukaannya timbul seperti alat peraga gunung merapi, rumah atau apartemen,monas dan masi banyak lainnya
Yang termaksud dalam media lingkungan adalah Lingkungan Alam  contohnya sumber daya alam disekitar seperti hewan, tumbuh tumbuhan , bendamati seperti batu dan lingkungan sosial contohnya struktur sekolah, struktur kecamatan dan masi banyak lagi lainnya
Media merupakan suatu perantara (alat) untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan media yang tepat dapat menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran. Media dua dimensi mempunyai kelebihan dan kelemahan. Oleh karena itu guru harus dapat memilih media yang sesuai dengan bahan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik dan lancar.



DAFTAR PUSTAKA

Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan pengertian,  pengembangan dan pemanfaatannya, Jakarta: Rajawali, 2007
Arif ,Sadiman, Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 1996.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2003.
Abdul Hamid, dkk, Pembelajaran Bahasa Arab, Malang: Uin-Malang Press, 2008
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Bogor: Ghalia Indonesia, 2003
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007,
H Anderson, Ronald. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Media Pembelajaran. Jakarta: CV. Rajawali. terj. Yusufhadi Miarso. 1987.
Nana sudjana, Media Pengajaran, Bandung: Cv Sinar Baru, 2005.
Nasution. Media Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2000.
Rodhatul Jenah, Media Pembelajaran, Banjarmasin: Antasari Pres, 2009,
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Pres, 2008)
http://mamikslawi.wordpress.com/2010/12/05/media-pembelajaran-tiga-dimensi/



[1] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 3

[2] Ibid hlm.4
[3] http://adhelisnarin.blogspot.com/2013/12/media-dua-dimensi.html
[4]  Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 6

[5] http://mamikslawi.wordpress.com/2010/12/05/media-pembelajaran-tiga-dimensi/
[6] Arief Sukadi Sadiman dkk, Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar, (Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa, 1996), hlm. 186
[7] Abdul Hamid, dkk, Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: Uin-Malang Press, 2008), hlm. 170.
[8] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), Edisi. Ke-3, hlm. 675
[9] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), Edisi. Ke-3, hlm. 675
[10] Arif Sukardi Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 29

[11] Ibid, hlm.41
[12] Nana sudjana, Media Pengajaran, (Bandung: Cv Sinar Baru, 2005), hlm. 33

[13] Arif Sadiman , Op. Cit, hlm 37

[14] Ibid, hlm. 49
[15] Ibid, hlm. 50
[16] Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1999), hlm. 103

[17] Nana Sudjana,   Op.Cit, hlm. 156-168
[18] Rodhatul Jenah, Media Pembelajaran, Banjarmasin: Antasari Pres, 2009, hlm. 79-84
[19] Yudhi, Munadi  Media Pembelajaran,(Jakarta:Gaung Persada Press,2008),hlm.31-32.
[20] .Nana,Sudjana, Op.Cit ,hlm.212-214.
[21] Arif S. Sadiman, op. Cit., (Jakarta: Rajawali, 1986), Cet. 1, hlm. 29
[22] Azhar Arsyad, op. Cit., hlm. 40.

[23] http://pato-alvarino.blogspot.com/2013/04/media-3-dimensi-nonproyektable.html
[24]Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Pres, 2008),hlm. 85-86
[25] Arief Sardiman dkk, Media Pendidikan pengertian,  pengembangan dan pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali, 2007), hlm.86-87
[26] Azhar Arsyad, op. Cit., hlm. 42.

[27] Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran( Bogor: Ghalia Indonesia, 2003),hlm.65-70

Tidak ada komentar:

Posting Komentar